Fenomena Timnas Sepakbola Indonesia

3 Komentar

Belum lama ini berlangsung perhelatan sepakbola memperebutkan piala asia (AFF) di mana indonesia dengan TIMNAS nya mampu memukau bangsa Indonesia dan memberikan sedikit kebanggaan di sebagian besar hati rakyat Indonesia di tengah maraknya “keanehan” bangsa ini dalam mengelola aset, kepribadian dan hukum yang makin hari makin jadi mainan para orang yang (ngaku) tahu hukum.
Timnas Sepakbola mampu “memerahkan” darah sebagian besar rakyat Indonesia, darah yang selama ini berwarna pucat menjadi merah terang, bangga dengan lambang bangsa ini, Garuda, yang mungkin sudah dilupakan. Dari awal timnas tampil memukau, walau akhirnya tidak juara namun setidaknya telah mampu memberikan rasa bangga sebagai bangsa Indonesia walau hanya sesaat.
Mengapa timnas mampu sedemikian rupa memberi kebahagiaan dan kebanggan di hati rakyat Indonesia, menurut saya itu terjadi karena kita sebagai bangsa sedang berada dalam krisis kebanggaan sebagai sebuah bangsa. Apa yang bisa kita banggakan? Bangsa kita dikenal KORUP, bangsa kita disoroti mengenai pengelolaan Hukum yang amburadul, kota besar di negeri ini dikenal dengan polusinya, kesemrawutan tata kota dan masih banyak lagi “keanehan” (oknum) aparat bangsa ini yang membuat kita malu sebagai bangsa Indonesia. Di tengah hausnya bangsa ini akan sesuatu yang dapat dibanggakan di mata internasional (lebih tepatnya regional dulu deh) Timnas mampu tampil gemilang, memberikan sedikit rasa bangga di hati bangsa ini.
Belum ada sebulan, yang semestinya Timnas dibenahi dan di poles agar lebih kinclong yang terjadi malah ribut-ribut, lebih parahnya lagi timnas dipolitisasi demi kepentingan pribadi maupun kelompok, sekalian aja nanti timnas jadi juru kampanye partai gak usah main bola.
Fenomena timnas ini dan puncaknya ribut-ribut antar pengurus (atau lebih tepatnya yang kurang bener ngurus) semestinya menjadi kaca buat kita semua, inilah wajah bangsa besar kita, inilah wajah kita yang semestinya ceria, ramah dan berwibawa.
Entah sampai kapan mendung di negeri ini berakhir….. Semoga anak cucu kita tidak lagi mengalaminya, semoga mereka adalah generasi yang mampu membanggakan dan dibanggakan, mulia di hadapan Sang Kholik terhormat di hadapan mahluk. Amin.

arie prasetya
ayah zaky & zahra

Media Positif

4 Komentar

Media massa, apapun bentuknya mempunyai tanggung jawab moral dan tanggung jawab membangun moral. Moral seperti apa? Moral yang diyakini oleh masyarakat di mana media tersebut beredar… Lalu bagaimana dengan media internet, di mana internet mampu “beredar” di segenap penjuru dunia, lintas wilayah, lintas budaya, lintas agama. Internet pun tidak luput dari tanggung jawab moral, nah di sinilah peran penting pemerintah dengan teknologi yang dimiliki (jika belum dimiliki harap dilengkapi agar mumpuni) agar dapat membatasi lintas informasi agar moral bangsa tetap terjaga namun tetap memperhatikan hak-hak orang dalam mendapatkan informasi…

Media saat ini -menurut pendapat saya- sebagian besar “bergerak bebas” seolah tak ada batas dan terkadang dalam beberapa kasus kerap mengabaikan moral bangsa.

Coba kita lihat & kita dengar secara seksama, berita yangbelum tentu jelas kebenarannya sudah beredar demikian mudahnya, polisi di”sikat” habis, kasus video porno di ekspos bak berita besar yang sangat dahsyat alih-alih menghukum pelaku pornografi malah masyarakat yang sebelumnya belum pernah menonton hal-hal porno jadi ikut ingin menontonnya….

Belum lama ini pula, polisi — secara personal maupun institusi — di”hajar” habis-habisan oleh berita tentang korupsi di kalangan polisi, terkadang over generalisir, padahal polisi adalah institusi yang keberadaannya sangat diperlukan oleh masyarakat, namun dengan pemberitaan yang tidak pada tempatnya membuat wibawa polisi menjadi “jatuh” terpuruk di hadapan masyarakat. Kalau sudah terpuruk bagaimana polisi mampu berdiri tegak penuh wibawa di hadapan masyarakat? Tulisan ini bukan ingin membela polisi yang salah namun ingin menegaskan jangan karena ada beberapa orang yang salah kita berpikiran bahwa seluruh polisi seperti itu, pikiran seperti itu tidak baik untuk orang lain dan tidak baik untuk diri kita sendiri.

Dua paragraph di atas yang saya tampilkan hanya sebagian kecil contoh berita-berita yang sebaiknya kita lihat dan dengar secara bijak.

MEDIA POSITIF…

Saya sangat yakin bahwa bangsa ini membutuhkan media massa yang benar-benar mempunyai tanggung jawab moral terhadap bangsa ini, tidak hanya sekedar ingin meningkatkan rating, tidak hanya sekedar mencari sensasi, tidak hanya sekedar meningkatkan popularitas dan oplah… Pikirkan kembali efek psikologis dari berita yang akan disajikan kepada masyarakat luas.

Pendek katanya begini…. Jika memang artis terkenal  telah berbuat amoral biar saja aparat yang terkait memprosesnya, media jangan ikut-ikutan latah dan malah gencar menyiarkan berita-berita itu-itu aja…. sungguh saya marah karena dengan begitu orang yang tadinya belum pernah nonton video porno jadi terprovokasi ingin melihatnya..

Pendek katanya begini… Kalau polisi diberitakan sedemikian jeleknya bagaimana mereka (polisi-polisi yang amanah) dapat menjalankan tugasnya dengan maksimal karena daya dukung dari masyarakat yang rendah kepada polisi karena masyarakat telah dijejali informasi yang kurang proporsional tentang polisi…

Sekali lagi tulisan ini tidak ingin membela siapa-siapa, tulisan ini hanya ingin mengajak pembaca untuk bijak dalam menyikapi berita..Proporsional dalam bersikap, bijak dalam mencerna berita.

Jika masih ada berita positif yang dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat kenapa pula kita mencari berita negatif yang mengotori otak dan hati masyarakat. Jika masih banyak berita yang mampu menentramkan hati dan otak masyarakat kenapa pula menyiarkan berita yang bisa bikin panas hati dan otak masyarakat.. Jika masih ada informasi yang mampu membangkitkan semangat juang masyarakat dalam menghadapi hidup dan kehidupannya kenapa pula menyajikan informasi yang membuat orang bingung dan pesimis…..

Masih banyak hal-hal positif yang bisa kita olah bagi masyarakat luas… Jika ada hal-hal buruk cukuplah negara dan aparat terkait yang menyelesaikannya, dengan catatan penyelesainnya adalah sesuai dengan amanah rakyat.

Saya yakin tulisan saya ini menuai kontra dari pembaca, mohon maaf ……………….

Jika tidak sependapat tolong tuliskan komentar Anda, mari kita saling berbagi namun jangan saling caci jika ada perbedaan pendapat…

Terima kasih