Surga berada di bawah telapak kaki ibu.

Sebuah kalimat sederhana nan singkat namun sarat akan makna. Betapa bakti seorang anak terhadap ibu menjadi suatu keharusan, begitupun sebaliknya betapa peran ibu untuk senantiasa mampu menjadi sandaran nilai kebaikan dan mengajarkan nilai kebaikan pada seorang anak semestinya dijadikan cita-cita mulia seorang wanita.

(Wah gawat nih, karena yang nulis cowok kaya’nya ada protes nih dari kaum cewek.. Tenang… cowok yang sudah punya anakpun punya tanggung jawab yang sama kok dalam hal ini).

Wanita & anak, begitu erat hubungannya, bahkan seorang anak pernah bersemayam di dalam tubuh seorang wanita (ibu). Ketergantungan anak terhadap seorang ibu menjadi suatu kebutuhan utama, kebutuhan akan sentuhan kasih sayang dan pembelajaran akan nilai-nilai hidup senantiasa diperlukan seorang anak dari seorang ibu (dan bapak juga tentunya).

Demikian penting peran seorang ibu dalam memenuhi kebutuhan yang mendasar bagi seorang anak dan dalam membentuk karakter anak mengharuskan suatu kondisi yang kondusif bagi ibu dalam menjalankan perannya. Hingga konsekuensi logis dari hal tersebut, seorang Ayah (laki-laki) mempunyai kewajiban untuk memberi nafkah, menyiapkan segala fasilitas yang diperlukan seorang ibu (wanita) hingga proses pendidikan anak berjalan lancar.

Segala fasilitas…??? Iya….!

Dalam hal ini kualitas dan fasilitas menjadi dua kata yang tidak dapat dipisahkan, dalam bahasa agama “kualitas” biasa disebut “keberkahan”. Jadi fasilitas yang diupayakan harus berkah.

Waahhh kalo gitu seorang ibu juga berperan seperti “ulama” dong., yang senantiasa memberikan wejangan-wejangan bijak untuk umat?. IYA… IYA…. IYA… bahkan peran ibu lebih dari itu….

Walaahhhh berat banget sih tanggung jawabnya…. Tenang,,,, Tenang,,,, setiap tanggung jawab berat jika dapat dilaksanakan dengan baik ganjarannyapun luar biasa. Jadi imbang lah…. karena itu ada kalimat “Surga berada di bawah telapak kaki ibu”.

Walau berat dan terkesan menyita hampir 100% waktu seorang wanita (ibu) namun hal tersebut bukanlah alasan seorang wanita untuk tidak bisa meraih ideal yang telah ia cita-citakan.

Wanita Karier…???

Wanita menempati posisi yang telah biasa diduduki oleh laki-laki..??? Mengapa tidak..??? Hanya saja dengan catatan perannya di dalam keluarga telah tuntas dilaksanakan dengan baik. Indikasinya…??? Tentu kualitas anak dalam berbagai perspektif menjadi indikasi keberhasilan. Jika seorang ibu (wanita) mampu memainkan perannya secara proporsional dengan mengacu pada kualitas anak sebagai indikator keberhasilannya maka predikat SUPER WOMAN bahkan SUPER HUMAN layak disandangnya.

Jadi,,,,, gimana..???

Pilih di rumah apa di kantor ???

Di rumah dan di kantor..???

Di rumah, di kantor, punya usaha sendiri..???

NO PROBLEMO

Yang penting anak tetap berkualitas……

So… Sudah siap jadi Ibu…???

Yang sudah jadi Ibu, maafkan saya ya jika terkesan menggurui….

Demikian, maaf jika tidak tidak sependapat dengan pembaca

“for my pretty sweety little angel & my son : Heni Nuraeni & Muhammad Zaky Firmansyah”